Perjalanan Valve atas nama DOTA
memang bukan perkara mudah. Sempat mengalami dengan Blizzard sebagai pemilik
Warcraft III, perseteruan ini untungnya berakhir damai. Valve berkesempatan
untuk terus melanjutkan proyek ambisius ini, menawarkan berbagai modifikasi di
sisi visual dan tentu saja mekanik gameplay yang lebih seimbang. Setahun sejak
rilis betanya, Valve akhirnya secara resmi merilis DOTA 2 secara bebas kepada
publik.
Mengingat masa beta yang sudah
berakhir, selama setahun terakhir ini apa saja yang berubah? Menjadi lebih baik
atau lebih buruk? Atau ia masih belum mampu menundukkan popularitas DOTA
pertama?
BERADAPTASI DENGAN SISI VISUAL YANG BARU
Urusan
hak dagang atas nama memang memaksa Valve untuk melakukan beberapa penyesuaian,
mengingat versi pertama DOTA memang dibangun dari model karakter dari beberapa
game ikonik Blizzard –
dari Warcraft III hingga Starcraft. Untuk memastikan game MOBA teranyar mereka
ini tidak terus melewati proses hukum, Valve akhirnya mengubah beberapa aspek
yang signifikan, terutama di sisi kosmetik.
Salah
satu yang paling signifikan adalah perubahan model karakter yang digunakan.
Walaupun hadir dengan model karakter yang jauh berbeda dengan lebih halus, Anda
tetap dapat menemukan beberapa ciri utama karakter yang tetap dipertahankan
dari seri pertamanya. Konsep ini mempermudah para gamer DOTA pertama untuk
menyesuaikan diri dengan cepat, terutama mereka yang belum familiar dengan desain
baru hero yang ada. Tidak hanya dari
model karakter, Valve juga menyuntikkan
nama yang lebih “umum” untuk mencegah permasalahan lebih jauh.
Berikut adalah karakter yang terdapat dalam DOTA 2
KOMPETISI DOTA 'THE INTERNATIONAL 2016'
Jika
kita berbicara soal scene e-Sports 10 tahun yang lalu, kita mungkin akan tertawa memikirkan potensi bahwa olahraga
elektronik yang satu ini akan bisa tumbuh menjadi sebuah industri yang
mengagumkan. Bahwa di satu titik, kita akan melihat publisher dan developer
yang tak ragu untuk menyelenggarakan turnamen dengan hadiah jutaan USD yang
bahkan cukup untuk menarik perhatian mereka yang awam. Salah satu turnamen yang
tak pernah gagal memukau tersebut adalah The International – turnamen skala
dunia untuk para tim-tim terbaik DOTA 2. Dengan menggunakan uang dari komunitas
sebagai pondasinya, Valve terus membuat kompetisi yang satu ini menggoda dari
jumlah hadiah yang ditawarkan.
Setelah
berhasil melampui hadiah utama The International tahun lalu dan berhak
menyandang predikat sebagai turnamen game dengan hadiah terbesar sepanjang
masa, total hadiah The International 2016 kini menyentuh angka fantastis yang
baru. Menariknya lagi, hal ini dicapai ketika turnamen utamanya sendiri sudah
dimulai dan sudah masuk ke dalam babak penyisihan grup. Benar sekali, hadiah
totalnya kini sudah menyentuh angka USD 20 juta atau sekitar 262 Milyar Rupiah!
Tim yang keluar sebagai pemenang utama akan berhak membawa pulang uang sekitar
USD 8,8 juta atau sekitar 115 Milyar Rupiah!
SYSTEM REQUIREMENTS UNTUK DOTA 2
-JEREMY IMMANUEL / 8E / 18
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar